Review:
Jika kamu adalah fans horor dari era 90’an yang merasa bahwa novel-novel Stephen King itu terlalu rumit, terlalu tebal dan terlalu mahal maka kamu tahu harus ke mana. Ya, novel Goosebumps milik R.L Stine. Versi orisinalnya adalah best seller global, terjual lebih dari 350 juta copy di seluruh dunia dan sudah diterjemahkan dalam 32 bahasa. 62 seri dalam rentang waktu lima tahun adalah salah satu hal terbaik buat para horor mania muda pada saat itu terutama buat mereka membutuhkan asupan bacaan penuh adrenalin dan teror yang sesuai dengan kapasitas otak mereka.
Dan kini setelah hampir dua dekade, versi live action-nya akhirnya benar-benar terwujud. Sebenarnya proyek adaptasi film Goosebumps sudah direncanakan jauh-jauh hari, tepatnya pada tahun 1998 dengan Tim Burton sebagai produsernya, namun entah kenapa tidak pernah terealisasi. Baru pada 2008 lalu ketika Columbia Pictures mendapatkan hak ciptanya, lampu hijau kemudian kembali menyala buat proyek ini meski pada akhirnya baru pada 2015 ini bisa kita nikmati setelah sebelumnya sempat berjibaku dengan draf naskahnya.
Pertanyaannya, bagaimana kamu membuat 62 seri novelnya ke dalam versi film? 1 film dengan 61 sekuel? Tidak, itu gila dan sangat tidak mungkin. Atau omibus mungkin? Tidak, bahkan antologi horor ambisius ABC of Deaths dengan 26 saja hasilnya keteteran. Jadi kemudian Columbia harus memutar otak memikirkan bagaimana naskahnya agar bisa memuat semua pengalaman di 62 serinya bisa diwakilkan dalam satu film dan satu universe, maka kemudian dibuatlah sebuah konsep menarik yang menggabungkan elemen fantasi dan biografi palsu dari ide cerita milik Scott Alexander dan Larry Karaszewski di mana monster, hantu dan makhluk penunggu novel milik penulis R.L Stine yang dimainkan Jack Black mendadak hidup dan keluar dari buku-buku horor ciptaannya.
Sisi positif dari premis ini tentu saja kamu, terutama para fans novelnya akan senang karena dimanjakan dengan banyak referensi dari sumber aslinya. kamu akan bisa melihat Slappy si boneka ventriloquist dari seri Night of the Living Dummy atau “Boneka Hidup Beraksi” dalam judul versi Indonesianya memimpin monster-monster lain dari dunia Goosebumps macam mumi Mesir, manusia serigala rawa, monster salju Pasadena, kurcaci batu taman, tanaman pemakan manusia sampai belalang raksasa. Ya, ada begitu banyak kesenangan melihat banyak karakter monster yang kamu kenal bersesak-sesakan dalam satu film, seperti melihat versi lain yang lebih ceria dari klimaks berdarah Cabin in The Woods.
Sementara sisi negatifnya adalah ia tidak punya jati diri novelnya. Ini seperti sebuah meta horor ketimbang adaptasi novel, namun sekali lagi saya memahami dilema susahnya memasukan begitu banyak serinya ke dalam satu film, ya, itu sangat tidak mudah. Penyutradaraan Rob Letterman dari Monsters vs. Aliens dan Gulliver’s Travels memang tidak istimewa, malah kalau mau jujur presentasinya lebih terasa ke aroma FTV ketimbang film layar lebar dengan segala tetek bengek parade CGI murah untuk menghasilkan efek-efek dan monster-monsternya.
Tetapi harus diakui juga ia punya tensi cepat yang terjaga dengan baik setelah perkenalan dan sedikit basa-basi di 20 menit pertamanya, Letterman masih bisa memberikan hiburan yang menyenangkan dengan segala kejar-kejaran dan serbuan monster. Tetapi tentu saja dengan lebel horor remaja, kamu tidak bisa berharap banyak Goosebumps akan memberikan sensasi teror horor sejati dengan darah, kengerian dan gore, seperti novelnya, adaptasinya pun tidak lebih dari sekedar tontonan nostalgia untuk bersenang-senang semata, seperti sedang memasuk wahana rumah hantu di taman hiburan malam, meski terlihat mengerikan dan seram dari luar namun sebenarnya sangat aman dan lucu di dalam.
Detail :
Released : 16 October 2015 (USA)
Genre : Adventure | Comedy | Sci Fi | Fantasy | Horror
File Format : mp4
Video Encode : AVC (H.264)
Audio Encode : AAC (Stereo)
Resolusi : 360p
Durasi : 1 Jam - 43 Menit - 12 Detik
Ukuran : 281 mb
Uppit Files